|
Gambar 1. Ilustrasi Meteor |
Saat kita melihat langit malam, terkadang kita dapat menemukan
seberkas cahaya yang bergerak indah sekali lalu menghilang. Kebanyakan
masyarakat mengakatan hal tersebut adalah bintang jatuh (shooting star)
dan apabila kita melambungkan doa pada saat itu terjadi dipercaya doanya akan
terkabul segera. Nama yang diberikan masyarakat pada benda tersebut tak
sepenuhnya benar. Karena pada faktanya seberkas cahaya yang tampak seolah olah
jatuh tersebut bukanlah sebuah bintang, melainkan sebuah meteorid yang masuk ke dalam atmosfer bumi.
Sebelum membahasnya lebih dalam, kita terlebih dahulu harus
mengetahui beberapa kata kunci yang nantinya akan menjadi pembahasan utama
dalam artikel ini. Setidaknya terdapat 3 kata kunci yang harus kita tahu agar
tidak tertukar pengertian yang satu dengan yang lainnya, yaitu: meteorid,
meteor, dan meteorit. Sekilas istilah-istilah tersebut memiliki pengucapan yang
mirip, namun memiliki makna yang berbeda meskipun masil berhubungan satu dengan
yang lain.
|
Gambar 2. Perbedaan Meteoroid, Meteor, dan Meteorit |
Meteorid merupakan
serpihan-serpihan baik berupa debu, batu, atau es yang berada di luar angkasa
dan tidak memiliki orbit yang tetap. Debu dan batu halus berasal dari
pecahan pecahan planet, satelit, atau asteroid yang kebanyakan berada di antara
planet Mars dan Jupiter. Sedangkan serpihan es yang ada biasanya berasal dari
bekas-bekas materi yang ditinggalkan oleh komet ketika melintas dekat dengan
matahari yang memotong orbit revolusi Bumi.
Meteorid inilah yang menjadi penyebab utama adanya berkas cahaya
yang dikenal sebagai bintang jatuh. Sampai di sini, kita tahu bahwa penyebab
terjadinya bintang jatuh bukanlah sebuah bintang dan tak hanya terbatas pada
sisa materi yang ditinggalkan oleh komet saja, namun juga berasal dari
debu-debu halus atau batuan sisa dari pembentukan tata surya.
Istilah selanjutnya adalah Meteor. Meteor merupakan lintasan
cahaya terang yang ada di langit yang disebabkan oleh masuknya meteorid ke
atmosfer bumi. Meteor dapat diamati dengan mata telanjang karena kecerahannya yang tinggi. Biasanya, meteor
teramati memiliki ekor bercahaya yang mengikutinya.
Meteor hanya dapat diamati secara singkat, rata-rata cahayanya
dapat bertahan paling lama antara 0,1 dan 0,8 detik. Meteor juga memiliki ukuran
dan kecerhan yang bermacam macam, jika kecerahannya melebihi kecerahan planet
venus, maka meteor itu disebut dengan istilah fireball (bola api).
Tak semua meteor habis dan menghilang di lapisan atmosfer. Terdapat beberapa
kejadian saat materi meteor ini menembus atmosfer dan jatuh ke permukaan bumi.
Meteor yang berhasil masuk dan jatuh ke permukaan bumi ini disebut dengan Meteorit.
Ada beberapa penyebab mengapa sebuah meteorid dapat memancarkan
cahaya ketika memasuki atmosfer Bumi. Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai
berikut. Pada saat memasuki atmosfer bumi, meteorid memiliki kecepatan yang
sangat tinggi dengan kisaran kecepatan sebesar 11000 m/s sampai 72000 m/s dan
pada kecepatan tertentu mengalami gerak jatuh bebas hingga menumbuk bumi.
|
Gambar 3. Warna Meteor berdasarkan komposisi kimia yang terusun didalamnya |
Kebanyakan meteor muncul pada lapisan atmosfer dengan ketinggian
antara 80 km sampai 110 km, di mana pada ketinggian tersebut kerapatan udara di
atmosfer cukup tinggi dan memungkinkan terjadinya proses ablasi yang dilanjutkan
dengan pembakaran meteri penyusun meteorid sehingga menghasilkan jejak pijar
yang dapat terlihat oleh mata.
Ablasi dan pembakaran materi dari meteorid ini disebabkan oleh
adanya tekanan ram, yaitu tekanan yang dihasilkan dari benda yang bergerak
dengan kecepatan supersonik atau hipersonik di dalam medium fluida (gas atau
cairan). Tekanan ram ini mengasilkan gaya hambat yang besar terhadap sebuah
benda dan berefek pada terjadinya ablasi serta pembakaran pada sebuah benda
yang melewati medium tersebut.
Ablasi dan pembakaran yang terjadi menimbulkan jejak gas pada
atmosfer dan akan tampak sebagai semburan cerah (flare). Menariknya, semburan
gas yang dihasilkan oleh meteor dapat menghasilkan warna yang berfairasi.
Perbedaan warna yang ada, ditentukan oleh partikel inti yang membentuk sebuah
meteor dan plasma udara yang memanaskannya.
Meteor yang berwarna oranye-kuning, menunjukkan adanya kandungan
natrium dalam meteoroid tersebut. Warna kuning berarti mengandung besi, warna
biru-hijau berarti mengandung magnesium, warna ungu mengandung kalsium, warna
merah mengandung nitrogen dan oksigen.
Dilihat dari intensitas terjadinya, meteor dibagi menjadi dua. Pertama,
meteor sporadik/sporadis. sporadik secara bahasa berarti tidak tentu; kadang kala; kadang-kadang.
Dalam hal ini, sporadik dapat kita artikan sebagai kejadian meteor yang
intensitasnya jarang, tidak berjumlah besar, dan waktu terjadinya tidak
menentu. Bisa jadi kejadian meteor sporadik ini terjadi setiap hari.
|
Gambar 4. Hujan Meteor tahun 1998 |
Kedua, hujan/badai meteor. Dinamakan dengan
istilah hujan/badai meteor dikarenakan kuantitas meteor yang terjadi pada suatu
saat tertentu sangat tinggi. Hujan meteor terjadi ketika bumi melintasi orbit
sebuah komet yang meninggalkan materi-materi sisa pada orbitnya. Masuknya Bumi
ke dalam orbit sebuah komet dapat terjadi karena lintasan komet saat
mengelilingi Matahari berbentuk lebih elips dan lebih panjang, sehingga pada
saat tertentu orbit bumi akan bersinggungan dengan orbit komet tersebut.
Karena proses kejadiannya yang berhubungan dengan persinggungan
lintasan orbit antara Bumi dengan sebuah komet yang sama-sama mengitari
Matahari. Maka kejadian hujan meteor ini dapat diperhitungkan dan dapat
berulang setiap tahun. Biasanya, para ilmuan merangkum kejadian tersebut dalam
sebuah katalog tahunan.
Seperti, Katalog Jenniskens (1994) yang di dalamnya merangkum 50
hujan meteor tahunan, Katalog Brown (2008) di dalamnya terangkum 45 hujan
meteor tahunan, serta Katalog Jenniskens yang diperbarui (2016) yang merangkum
setidaknya 70 dari 95 hujan meteor tahunan yang dianggap established
oleh International Astronomical Union (IAU). Dalam katalog-katalog itu,
setiap kejadian hujan meteor diberikan nama sesuai dengan nama konstelasi
radian (koordinat arah pancaran) hujan meteor tersebut muncul. Misal, hujan
meteor Perseids diambil dari nama rasi bintang Perseus, hujan meteor Eta Aquarid berasal dari konstelasi
Aquarius tepatnya di bintang Eta Aquarii. dsb.
Referensi :
Alfatah, Arif, Model Sederhana Gerak Meteor di Atmosfer,
Jurnal Berkala MIPA, Vol. 24, No. 2, 2014.
Diktat Perkuliahan, Meteor, Meteorid, dan Meteorit, Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad.
Djamaluddin, Thomas, Pengembangan Model Fluks Mikrometeorid dari
Data Meteor Wind Radar, Jurnal LAPAN, Vol. 1, No. 4, 2006, http://jurnal.lapan.go.id/index.php/majalah_sains_tekgan/article/view/466.
Fadhilah, Nur, dkk, Model Gerak Sederhana Gerak Meteor di
Atmosfer yang Jatuh Tegak Lurus Terhadap Permukaan Bumi, Jurnal Prisma
Fisika, Vol. II, No. 3, 2014.
http://bahasasastra.kemdikbud.go.id/glosarium/?row=939
http://kateglo.com/?mod=dictionary&action=view&phrase=ablasi
http://kk.sttbandung.ac.id/id3/2-3042-2940/Tekanan-Ram_100375_kk-sttbandung.html
https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda-ketahui-tentang-meteor/61615/2
International Meteor Organization, 2022 Meteor Shower Calendar.
https://www.imo.net/2022-meteor-shower-calendar/.
Priyatikanto, Rhorom, Dampak Hujan Meteor pada Kemunculan
Lapisan E-Sporadis di Atas Sumedang, Jurnal LAPAN, Vol. 14, No. 2, 2017, http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_sains/article/view/2533.
Ten Facts About Meteors,
NASA, https://www.nasa.gov/pdf/741990main_ten_meteor_facts.pdf.
Writter : Fajri Zein
Editor : Venus Juan
VIDEO SELENGKAPNYA KLIK DISINI
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
NEXT EVENT : (DONE)
Belajar Bareng Jastro (BBJ) 2022
Tema Meteor..
17 Juli 2022, 19.00 WIB - Selesai
Speaker M. Fajri Zein
Anggota Jastro Only..